Sedesa Farm memiliki potensi di bidang pertanian, khususnya produk organik. Sedesa Farm sendiri dikelola dalam bentuk koperasi pertanian yang terletak di Desa Solokuro Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan. Konsep organik dipilih karena berupaya untuk mengurangi residu bahan kimia di lahan pertanian.
Sedesa Farm dipelopori oleh pemuda bernama Kurniawan Adi Prastyo. Sebelum mendirikan Sedesa Farm ini, Kurniawan sering melakukan riset terkait Nusantara, yaitu wilayah kepulauan sebelum negara Indonesia berdiri. Dia menemukan bahwa potensi pangan di Nusantara sangat tinggi.
Kurniawan kemudian melakukan perjalanan dari Jawa hingga Bali sebagai upaya untuk mengumpulkan berbagai varian benih padi khas lokal yang telah dikembangkan sejak zaman dahulu. Benih-benih inilah yang kemudian dilestarikan dan ditanam bersamaan dengan berdirinya Sedesa Farm pada akhir tahun 2013.
Di sisi lain Sedesa Farm juga memiliki potensi di bidang klinis dan budaya. Saat ini masyarakat setempat tengah menerapkan tren food for specific healthy used. Tren ini membuat masyarakat lebih memperhatikan nilai gizi dan sehatnya makanan mulai dari proses penanaman sampai proses produksi.
Melihat tren yang sedang berkembang, Kurniawan pun yakin bahwa produk pertanian dengan konsep organik memiliki prospek tinggi. Saat ini ia memiliki sekitar 500 – 800 benih unggulan yang terdiri 17 jenis padi. Dari ketujuh belas jenis padi yang ada akan dikelompokkan lagi menjadi 3 kelas, yaitu biasa, medium, dan premium atau khusus. Konon padi kelas premium atau khusus ini mengandung nilai budaya yang tinggi.
Kurniawan menjelaskan bahwa zaman dahulu varian beras kelas premium merupakan bahan utama yang dikonsumsi oleh kerajaan. Beras hitam Cemani, Cempo Ireng atau Cempo Wulung merupakan contoh dari benih beras unggulan.
Dari segi bisnis, Sedesa Farm bermitra dengan petani di lingkungan sekitar. Dengan mengusung konsep koperasi bersama, Kurniawan berani menjamin bahwa harga tidak anjlok pasca panen. Selain itu, untuk media promosi kegiatan dan produk Sedesa Farm, pihak pengelola menggunakan media sosial seperti Instagram dan Facebook. Dengan begitu pembelian produk pun dapat dilakukan secara online.
Untuk ke depannya, Kurniawan dan para petani lainnya ingin terus melestarikan Sedesa Farm dan berharap bisa mengembangkan benih beras merah asli Lamongan yaitu jenis Gogo Lamongan.
Sedesa Farm dipelopori oleh pemuda bernama Kurniawan Adi Prastyo. Sebelum mendirikan Sedesa Farm ini, Kurniawan sering melakukan riset terkait Nusantara, yaitu wilayah kepulauan sebelum negara Indonesia berdiri. Dia menemukan bahwa potensi pangan di Nusantara sangat tinggi.
Kurniawan kemudian melakukan perjalanan dari Jawa hingga Bali sebagai upaya untuk mengumpulkan berbagai varian benih padi khas lokal yang telah dikembangkan sejak zaman dahulu. Benih-benih inilah yang kemudian dilestarikan dan ditanam bersamaan dengan berdirinya Sedesa Farm pada akhir tahun 2013.
Di sisi lain Sedesa Farm juga memiliki potensi di bidang klinis dan budaya. Saat ini masyarakat setempat tengah menerapkan tren food for specific healthy used. Tren ini membuat masyarakat lebih memperhatikan nilai gizi dan sehatnya makanan mulai dari proses penanaman sampai proses produksi.
Melihat tren yang sedang berkembang, Kurniawan pun yakin bahwa produk pertanian dengan konsep organik memiliki prospek tinggi. Saat ini ia memiliki sekitar 500 – 800 benih unggulan yang terdiri 17 jenis padi. Dari ketujuh belas jenis padi yang ada akan dikelompokkan lagi menjadi 3 kelas, yaitu biasa, medium, dan premium atau khusus. Konon padi kelas premium atau khusus ini mengandung nilai budaya yang tinggi.
Kurniawan menjelaskan bahwa zaman dahulu varian beras kelas premium merupakan bahan utama yang dikonsumsi oleh kerajaan. Beras hitam Cemani, Cempo Ireng atau Cempo Wulung merupakan contoh dari benih beras unggulan.
Dari segi bisnis, Sedesa Farm bermitra dengan petani di lingkungan sekitar. Dengan mengusung konsep koperasi bersama, Kurniawan berani menjamin bahwa harga tidak anjlok pasca panen. Selain itu, untuk media promosi kegiatan dan produk Sedesa Farm, pihak pengelola menggunakan media sosial seperti Instagram dan Facebook. Dengan begitu pembelian produk pun dapat dilakukan secara online.
Untuk ke depannya, Kurniawan dan para petani lainnya ingin terus melestarikan Sedesa Farm dan berharap bisa mengembangkan benih beras merah asli Lamongan yaitu jenis Gogo Lamongan.