Berlokasi di Desa Singolangu, Plaosan, Kampung Susu Lawu merupakan objek wisata baru di Magetan dengan konsep agrowisata. Sesuai namanya, susu sapi perah menjadi daya tarik utama di lokasi ini.
Berdirinya Kampung Susu Lawu berawal dari kegelisahan Bupati Magetan yang melihat data kepemilikan lahan warganya. Menurut beliau, sebagian besar masyarakat setempat memiliki lahan sekitar 0,2 Ha saja. Luas lahan sekecil itu dinilai kurang menunjang kesejahteraan masyarakat sekitar.
Sebagai solusi, Bupati Magetan menyarankan masyarakatnya untuk memelihara sapi perah dengan perkiraan lahan seluas 0,2 Ha dapat diisi sebanyak 5 ekor sapi perah. Dari 5 ekor sapi tersebut diperkirakan bisa menghasilkan pendapatan sekitar lima juta per bulan.
Seiring keseriusan masyarakat Desa Singolangu dalam berternak sapi perah dibantu oleh pihak Dompet Dhuafa dan pemerintah setempat, akhirnya berdirilah Kampung Susu Lawu. Kini Kampung Susu Lawu telah diresmikan sebagai salah satu objek wisata unggulan Magetan selain Telaga Sarangan.
Bicara mengenai produk Kampung Susu Lawu, susu perah di tempat ini diolah kembali menjadi berbagai varian kuliner seperti pai susu, permen, stik susu, tahu susu, nuget, sampai puding susu. Semua olahan tersebut dibuat secara alami tanpa bahan pengawet dan dijual dengan harga terjangkau.
Selain berburu kuliner berbahan susu, wisatawan juga bisa belajar cara memerah susu, memberi makan sapi, atau menanam sayuran di ladang. Benar-benar lokasi yang pas untuk tujuan rekreasi keluarga dan eduwisata bagi anak-anak sekolah.
Harga tiket masuk Kampung Susu Lawu terbilang murah, yaitu sekitar 10 ribu rupiah (harga bisa berubah sewaktu-waktu) dan pengunjung akan mendapatkan 1 botol susu murni gratis.
Ke depannya pengurus berharap bisa menggelar pelatihan tingkat lanjut agar produk olahan Kampung Susu Lawu bisa menembus pasar di luar Kabupaten Magetan.
Berdirinya Kampung Susu Lawu berawal dari kegelisahan Bupati Magetan yang melihat data kepemilikan lahan warganya. Menurut beliau, sebagian besar masyarakat setempat memiliki lahan sekitar 0,2 Ha saja. Luas lahan sekecil itu dinilai kurang menunjang kesejahteraan masyarakat sekitar.
Sebagai solusi, Bupati Magetan menyarankan masyarakatnya untuk memelihara sapi perah dengan perkiraan lahan seluas 0,2 Ha dapat diisi sebanyak 5 ekor sapi perah. Dari 5 ekor sapi tersebut diperkirakan bisa menghasilkan pendapatan sekitar lima juta per bulan.
Seiring keseriusan masyarakat Desa Singolangu dalam berternak sapi perah dibantu oleh pihak Dompet Dhuafa dan pemerintah setempat, akhirnya berdirilah Kampung Susu Lawu. Kini Kampung Susu Lawu telah diresmikan sebagai salah satu objek wisata unggulan Magetan selain Telaga Sarangan.
Bicara mengenai produk Kampung Susu Lawu, susu perah di tempat ini diolah kembali menjadi berbagai varian kuliner seperti pai susu, permen, stik susu, tahu susu, nuget, sampai puding susu. Semua olahan tersebut dibuat secara alami tanpa bahan pengawet dan dijual dengan harga terjangkau.
Selain berburu kuliner berbahan susu, wisatawan juga bisa belajar cara memerah susu, memberi makan sapi, atau menanam sayuran di ladang. Benar-benar lokasi yang pas untuk tujuan rekreasi keluarga dan eduwisata bagi anak-anak sekolah.
Harga tiket masuk Kampung Susu Lawu terbilang murah, yaitu sekitar 10 ribu rupiah (harga bisa berubah sewaktu-waktu) dan pengunjung akan mendapatkan 1 botol susu murni gratis.
Ke depannya pengurus berharap bisa menggelar pelatihan tingkat lanjut agar produk olahan Kampung Susu Lawu bisa menembus pasar di luar Kabupaten Magetan.
Penggiat Desa

Kegiatan Desa

Potensi Desa
