Mengenal Suku Osing dengan Segala Daya Tariknya

Mengenal Suku Osing dengan Segala Daya Tariknya

Suku Osing Banyuwangi seolah melengkapi pesona wisata dan budaya di Jawa Timur. Kalau kamu lahir dan tumbuh besar di Banyuwangi pasti tidak asing dengan keunikan suku yang satu ini.

Menurut sejarahnya, Suku Osing dahulu merupakan bagian dari Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Blambangan. Kini, Suku Osing dikenal sebagai penduduk asli Banyuwangi.

Di tengah modernisasi yang semakin pesat, masyarakat Suku Osing masih bertahan dengan segala tradisi dan budayanya. Inilah yang menjadi daya tarik utama Suku Osing.

Untuk menemukan keberadaan Suku Osing, kamu bisa mengunjungi Desa Kemiren. Lokasinya berjarak sekitar 19 menit perjalanan dari Alun-Alun Blambangan, Banyuwangi.

Mau tahu lebih jauh tentang Suku Osing? Cek penjelasan berikut ini, yuk!

Memiliki Bahasa Sendiri

Sampai saat ini masyarakat Suku Osing Banyuwangi masih mempertahankan bahasa Osing sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Osing sendiri merupakan turunan dari Bahasa Jawa kuno.

Berbeda dengan Bahasa Jawa, Bahasa Osing tidak memiliki tingkatan. Uniknya lagi, pengucapan Bahasa Osing secara umum terbagi menjadi 4 logat, yaitu Glotalisasi, Diftongisasi, Umlautisasi, dan Palatelisasi.

Penasaran dengan praktiknya? Kamu bisa kok mencarinya di YouTube atau kalau mau kamu datang langsung saja ke Desa Kemiren.

Kaya akan Tradisi

Seperti yang kamu dengar, Suku Osing Banyuwangi memang masih melestarikan sejumlah tradisi dan budaya yang ada. Sebut saja Tumpeng Sewu.

Tumpeng Sewu merupakan tradisi makan bersama yang digelar secara rutin setiap bulan Dzulhijjah. Masyarakat sekitar percaya bahwa tradisi ini mampu menjadi sarana untuk menolak bala.

Selain Tumpeng Sewu, ada juga tradisi Mepe Kasur. Dalam Bahasa Indonesia, mepe kasur berarti menjemur kasur. Sama seperti Tumpeng Sewu, tradisi Mepe Kasur juga digelar setiap bulan Dzulhijjah dengan tujuan menjaga kelanggengan keluarga sekaligus tolak bala.

Satu lagi tradisi khas Osing adalah Barong Ider Bumi. Setiap tanggal 2 di bulan Syawal, masyarakat sekitar akan melakukan arak-arakan barong mengitari desa dengan harapan mencegah kemarau berkepanjangan.

Selain menikmati kearifan budaya setempat, ketika berkunjung ke sini kamu pun wajib mencoba kuliner khasnya seperti Pecel Pitik, kopi Osing, dan kue kucur. Di antara kuliner yang telah disebutkan, Pecel Pitik menjadi olahan yang banyak dicari oleh wisatawan.

Pecel Pitik biasa disajikan ketika ada perayaan adat atau ritual. Berbahan dasar ayam kampung muda, Pecel Pitik menawarkan cita rasa gurih yang menggugah selera.

***

Demikian informasi mengenai Suku Osing Banyuwangi lengkap dengan segala pesonanya. Buat yang belum pernah menengok langsung kearifan budaya Suku Osing, semoga suatu hari nanti kamu berkesempatan menginjakkan kaki di Desa Kemiren, ya.